Menghitung…
Daftar isi
- Ringkasan:
- Faktor yang Mempengaruhi Jumlah kWh dari Token Listrik
- Cara Menghitung kWh dari Token Listrik
- Cara Menghitung Nominal Token dari kWh yang Diinginkan
- Tips Membeli Token Listrik dengan Hemat
- Batas Maksimal kWh untuk Diskon Listrik
- Sering Ditanyakan
- Mengapa jumlah kWh yang saya terima tidak sesuai dengan nominal token yang saya beli?
- Apakah semua daerah memiliki PPJ yang sama?
- Apakah lebih hemat membeli token listrik dalam jumlah besar sekaligus?
- Bagaimana cara mengetahui golongan tarif listrik saya?
- Apakah ada cara untuk menghemat penggunaan listrik selain memilih nominal token yang tepat?
Ringkasan:
- Token listrik prabayar dihitung berdasarkan tarif dasar listrik, PPJ, dan biaya admin yang bervariasi.
- Rumus dasar: kWh = (Nominal Token - PPJ - Biaya Admin) / Tarif Dasar Listrik.
- Pemilihan golongan daya dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah kWh yang diterima.
Pernahkah kamu merasa bingung kenapa nominal token listrik yang dibeli tidak sama dengan jumlah kWh yang didapat? Atau mungkin kamu penasaran bagaimana cara menghitung berapa kWh yang akan kamu terima dari pembelian token listrik? Artikel ini akan menjelaskan secara detail cara menghitung token listrik PLN dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berbeda dengan pulsa telepon, token listrik prabayar tidak dinyatakan dalam nominal rupiah, melainkan dikonversikan ke dalam kilowatt hour (kWh) sesuai dengan tarif listrik yang berlaku. Inilah yang sering membuat banyak orang bingung ketika melihat angka yang muncul di meteran listrik mereka.
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah kWh dari Token Listrik

Sebelum menghitung berapa kWh yang akan kamu dapatkan, penting untuk memahami beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan token listrik:
Tarif Dasar Listrik (TDL)
Tarif dasar listrik berbeda-beda tergantung pada golongan dan daya listrik yang digunakan. Berikut adalah beberapa tarif dasar listrik yang berlaku saat ini:
- R-1/TR 450 VA (bersubsidi): Rp415 per kWh
- R-1/TR 900 VA (bersubsidi): Rp605 per kWh
- R-1/TR 900 VA (non-subsidi): Rp1.352 per kWh
- R-1/TR 1.300 VA - 2.200 VA: Rp1.444,70 per kWh
- R-2/TR 3.500 VA - 5.500 VA: Rp1.699,53 per kWh
- R-3/TR > 6.600 VA: Rp1.699,53 per kWh
Semakin besar daya listrik yang digunakan, umumnya semakin mahal tarif per kWh-nya, sehingga jumlah kWh yang diterima untuk nominal token yang sama akan semakin sedikit.
Pajak Penerangan Jalan (PPJ)
PPJ adalah pajak yang dibebankan oleh pemerintah daerah untuk penerangan jalan umum. Besaran PPJ bervariasi antara 3% hingga 10% tergantung kebijakan masing-masing daerah. Contohnya:
- DKI Jakarta: 3%
- Beberapa wilayah lain: 5%, 8%, atau 10%
Biaya Admin
Setiap pembelian token listrik biasanya dikenakan biaya admin yang besarannya bervariasi tergantung tempat pembelian. Biaya admin ini berkisar antara Rp2.500 hingga Rp4.000.
Biaya Materai
Untuk pembelian token listrik dengan nominal tertentu, akan dikenakan biaya materai tambahan:
- Pembelian Rp250.000 - Rp1.000.000: dikenakan materai Rp3.000
- Pembelian di atas Rp1.000.000: dikenakan materai Rp6.000
- Pembelian di atas Rp5.000.000: dikenakan materai Rp10.000
Cara Menghitung kWh dari Token Listrik

Rumus dasar untuk menghitung jumlah kWh yang akan diterima dari pembelian token listrik adalah:
kWh = (Nominal Token - PPJ - Biaya Admin) / Tarif Dasar Listrik
Mari kita lihat contoh perhitungannya:
Contoh 1: Pembelian Token Rp100.000 untuk Daya 1.300 VA di Jakarta
- Nominal token: Rp100.000
- PPJ Jakarta: 3% × Rp100.000 = Rp3.000
- Biaya admin: Rp2.500
- Tarif dasar listrik 1.300 VA: Rp1.444,70 per kWh
Maka, jumlah kWh yang didapat:
(Rp100.000 - Rp3.000 - Rp2.500) / Rp1.444,70 = Rp94.500 / Rp1.444,70 = 65,41 kWh
Contoh 2: Pembelian Token Rp50.000 untuk Daya 450 VA di Jakarta
- Nominal token: Rp50.000
- PPJ Jakarta: 3% × Rp50.000 = Rp1.500
- Biaya admin: Rp2.500
- Tarif dasar listrik 450 VA (bersubsidi): Rp415 per kWh
Maka, jumlah kWh yang didapat:
(Rp50.000 - Rp1.500 - Rp2.500) / Rp415 = Rp46.000 / Rp415 = 110,84 kWh
Perhatikan bahwa dengan nominal token yang lebih kecil tetapi menggunakan daya bersubsidi, jumlah kWh yang didapat justru lebih banyak!
Cara Menghitung Nominal Token dari kWh yang Diinginkan

Bagaimana jika kita ingin menghitung berapa nominal token yang harus dibeli untuk mendapatkan jumlah kWh tertentu? Rumusnya adalah:
Nominal Token = (kWh × Tarif Dasar Listrik) + PPJ + Biaya Admin
Contoh: Ingin Mendapatkan 50 kWh dengan Daya 1.300 VA di Jakarta
- kWh yang diinginkan: 50 kWh
- Tarif dasar listrik 1.300 VA: Rp1.444,70 per kWh
- Biaya listrik murni: 50 × Rp1.444,70 = Rp72.235
- PPJ Jakarta: 3% × Rp72.235 = Rp2.167,05
- Biaya admin: Rp2.500
Maka, nominal token yang harus dibeli:
Rp72.235 + Rp2.167,05 + Rp2.500 = Rp76.902,05 (dibulatkan menjadi Rp77.000)
Tips Membeli Token Listrik dengan Hemat
Berdasarkan perhitungan di atas, berikut beberapa tips untuk membeli token listrik dengan lebih hemat:
- Perhatikan biaya admin - Cari tempat pembelian dengan biaya admin terendah. Membeli token listrik melalui aplikasi atau website resmi PLN biasanya memiliki biaya admin yang lebih rendah.
- Pertimbangkan jumlah pembelian - Untuk menghindari biaya admin berulang, lebih baik membeli token dalam jumlah besar sekaligus daripada beberapa kali dalam jumlah kecil.
- Bandingkan harga total per kWh - Untuk mengetahui mana yang lebih hemat, bagi total biaya (termasuk admin dan PPJ) dengan jumlah kWh yang didapat.
- Manfaatkan promo dan diskon - Beberapa platform e-commerce atau dompet digital sering memberikan diskon atau cashback untuk pembelian token listrik.
- Perhatikan batas maksimal pembelian token - Untuk pelanggan yang mendapatkan diskon listrik, perhatikan batas maksimal pembelian yang mendapatkan diskon.
Batas Maksimal kWh untuk Diskon Listrik
Untuk pelanggan yang mendapatkan diskon listrik, PLN menetapkan batas maksimal kWh yang mendapatkan diskon, setara dengan 720 jam nyala dalam satu bulan. Berikut rinciannya:
Daya 450 VA
- Maksimal pembelian: 324 kWh per bulan
- Tarif per kWh: Rp415
- Total maksimal: Rp134.460
- Diskon maksimal 50%: Rp67.230 per bulan
Daya 900 VA
- Maksimal pembelian: 648 kWh per bulan
- Tarif per kWh: Rp1.352
- Total maksimal: Rp876.096
- Diskon maksimal 50%: Rp438.048 per bulan
Daya 1.300 VA
- Maksimal pembelian: 936 kWh per bulan
- Tarif per kWh: Rp1.444,7
- Total maksimal: Rp1.352.239,2
- Diskon maksimal 50%: Rp676.119,6 per bulan
Sering Ditanyakan
Mengapa jumlah kWh yang saya terima tidak sesuai dengan nominal token yang saya beli?
Jumlah kWh yang diterima dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tarif dasar listrik sesuai golongan daya, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), dan biaya admin. Nominal token yang kamu bayar tidak langsung dikonversi menjadi kWh, melainkan dikurangi dulu dengan PPJ dan biaya admin, baru kemudian dibagi dengan tarif dasar listrik.
Apakah semua daerah memiliki PPJ yang sama?
Tidak. Besaran PPJ bervariasi antara 3% hingga 10% tergantung kebijakan pemerintah daerah masing-masing. Misalnya, DKI Jakarta menerapkan PPJ sebesar 3%, sementara beberapa daerah lain menerapkan 5%, 8%, atau bahkan 10%.
Apakah lebih hemat membeli token listrik dalam jumlah besar sekaligus?
Secara umum, ya. Dengan membeli token listrik dalam jumlah besar sekaligus, kamu hanya perlu membayar biaya admin satu kali. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa untuk pembelian di atas Rp250.000 akan dikenakan biaya materai tambahan.
Bagaimana cara mengetahui golongan tarif listrik saya?
Kamu dapat melihat golongan tarif listrik pada struk pembelian token terakhir atau pada meteran listrik di rumahmu. Alternatif lain, kamu bisa mengeceknya melalui aplikasi PLN Mobile atau menghubungi call center PLN di 123.
Apakah ada cara untuk menghemat penggunaan listrik selain memilih nominal token yang tepat?
Tentu saja. Beberapa cara menghemat listrik antara lain: mematikan perangkat elektronik yang tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, mengatur suhu AC tidak terlalu dingin, dan menggunakan peralatan elektronik dengan fitur hemat energi. Kamu juga bisa memonitor suhu komputer untuk memastikan perangkat tidak terlalu panas dan mengonsumsi listrik berlebih.